Saturday, December 5, 2015

Kehidupan Awal II

Seminggu berlalu setelah ujian² yang menimpa gue.Kehidupan gue masih tetap terpuruk,belum mampu percaya atas apa yang terjadi dalam kehidupan gue.Tiap hari gue habiskan waktu yang melelahkan di toko sendiri.Menikmati masa² keterpurukan yang masih bertahan.

Bahkan teman satu kampung yang aku harapkan datang tuk menghibur,tak adapun yang datang,gue tahu mereka semua sedang sibuk dengan aktifitas masing².Belum lagi Pabrik gue kerja,yang sudah ga jelas,dan gue cuma bisa berharap gaji yang 3 bulan dibayarin.

Setelah pemakaman bokap gue selesai dikampung dengan jeda beberapa hari.Adik gue kembali ke bogor.Hari itu gue mendengar segala cerita adik gue selama dikampung.Ternyata dia sendiri ga sempat melihat bokap,karna pesawatnya delay yang mengaharuskan baru besok pagi take off.Sementara dari bandara ke kampung gue masih butuh perjalanan 6 jam lebih.

Air mata gue menetes tak tertahankan mendengar semua cerita dari adik gue.Satu hal yang cukup mengejutkan gue ialah Nyokap gue menyuruh toko itu di jual.Alasannya ga ada teman nyokap dikampung dan adik gue harus pulang kembali ke Sumatra buat menemani nyokap.

Gue cuma bisa manggut dan mencoba memahami kemauan nyokap.Kalau di fikir sih iya juga,nyokap sudah tua,takut terjadi apa² disana.

Setelah membereskan penjualan toko,walaupun kalau di hitung dari modal selama ini ga nutup.Tapi ga apa² lah,yang penting ada yang jaga nyokap di kampung.

Adik gue pamitan dan ingatin pesan nyokap ke gue.Sementara gue sendiri bertahan di bogor dan berharap dapat pekerjaan baru secepatnya.

Sebetulnya gue sendiri belum jelas mau tinggal dimana,karna rumah yang kami sewa bertepatan habis masa kontraknya.Untuk sementara gue tinggal dirumah yang satu kampung,sambil bantu² mereka mengelola warung yang mereka punya,dan sambil menunggu datangnya panggilan pekerjaan dari surat lamaran yang gue kirim kirimi.

Gue tau pendapatan warung mereka ga begitu bagus,tapi cukuplah untuk hari².Dan gue tau dia mempunyai beberapa anak yang musti di empanin..Tapi hanya dia satu²nya yang mau nerima gue tinggal untuk sementara.

Sebulan lebih gue menunggu panggilan perkerjaan satupun tak ada.Tiap hari gue makin setres dan setres,karna gue orangnya ga bisa diam,dan ga sabaran.Apalagi gue suka yang namanya petualangan.Dengan posisi seperti ini, benar² membuatku setres parah.

Gue sebetulnya ga mau bebanin orang lain,walaupun mereka ga merasa.Sebagai cowok yang sudah masuk kategori dewasa,harusnya bukan ngebebanin orang,tapi membantulah.

Tapi bagaimanapun gue tetap bersyukur masih ada yang mau nampung gue.Gue coba tuk lebih bersabar,mana tau besok ada panggilan kerja.

Next->

No comments:

Post a Comment